Halaman satu,

Mengekspresikan pemikiran adalah hal yang tidak mudah untuk saya lakukan. Mencoba menuangkan apa yang ada dalam pikiran secara tulisan adalah hal rumit bagi pribadi yang cenderung “merekam” segala bentuk kejadian hanya melalui penglihatan dan berakhir untuk diri sendiri tanpa ingin dibagikan. Tak jarang hal-hal yang ada dalam pikiran seolah “berontak” ingin segera dikeluarkan, tetapi ketika tangan sudah siap melakukan tugasnya, otak tidak mau diajak bekerja sama. Kertas yang diharap dapat penuh dengan tulisan-tulisan, justru berakhir dengan kertas putih dan bersih tanpa adanya satu pun coretan di dalamnya.


Sebagai seorang pelajar, saya kerap kali dituntut untuk membuat suatu karangan maupun karya yang dihasilkan melalui proses menulis, hal tersebut seolah menjadi bencana besar yang harus saya hadapi dan selesaikan. Kurang terampilnya dalam memilih kata-kata yang tepat dalam mewakili apa yang dirasakan adalah salah satu faktor penghambat dalam membuat suatu tulisan.  Butuh waktu yang sangat panjang bagi saya untuk menyelesaikan suatu tulisan walaupun hanya berakhir satu kalimat saja. Menyisipkan waktu berhari-hari dan mengikis waktu istirahat adalah dua hal yang harus dilakukan jika harus berhadapan dengan adanya kegiatan menulis. konsentrasi yang tinggi menjadi poin penting bagi saya jika ingin menulis. Tempat yang damai dan tidak bising adalah lingkungan yang tepat untuk membangun konsentrasi tersebut.


Mungkin mudah saja dalam pikiran jika ingin menulis suatu hal. Namun pada kenyataannya, menulis tidak hanya bagaimana suatu kertas kosong terisi dengan kata-kata dan rentetan paragraf, tetapi bagaimana suatu tulisan dapat “berbicara” dan menyampaikan makna dari setiap katanya agar tersampaikan dengan baik sesuai yang diharapkan.


Menulis ialah kegiatan yang bersifat berkelanjutan, saya menyadari bahwa konsistensi adalah hal penting guna menunjang hal tersebut, maka tulisan pertama ini saya beri judul "Halaman satu," dengan penuh harap dapat mendatangkan halaman-halaman selanjutnya.


Komentar