Halaman empat : Tantangan dan Strategi Sektor Pariwisata di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat
Kota Mataram sebagai ibukota Provinsi Nusa
Tenggara Barat memiliki daya Tarik wisata yang memiliki potensi untuk
mengundang para wisatawan baik mancanegara maupun wisatawa nusantara untuk
datang. Kota Mataram merupakan salah satu daerah di provinsi Nusa Tenggara
Barat yang memiliki keindahan yang berasal dari alam, budaya, serta adat
istiadat yang dapat dijadikan destinasi wisata. Berdasarkan potensi wisata yang
dimiliki kota mataram tersebut, fokus dalam pengembangan sektor pariwisata penting bagi pemerintah karena dengan meningkatnya kegiatan pariwisata maka akan
memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah kota
Mataram terus melakukan pembenahan secara berkesinambungan demi meningkatkan
kenyamanan serta keamanan bagi para wisatawan ( Lestari, 2020)
Tahun |
Wisatawan Asing |
Wisatawan Nusantara (Domestic) |
2017 |
19.225 |
695.066 |
2018 |
18.225 |
653.362 |
2019 |
23,918 |
81,015 |
2020 |
15,719 |
870 |
2021 |
1,032 |
159,907 |
Sumber : Data Mataramkota
Berdasarkan data Dinas Pariwisata kota
Mataram, terlihat bahwa jumlah wisatawan baik yang berasal dari luar negeri
maupun domestic cenderung naik. Namun, pada tahun 2020 terjadi penurunan jumlah
wisatawan secara drastic, hal tersebut terjadi karena pandemi Covid-19 yang
mengakibatkan terhentinya beberapa kegiatan aktivitas pariwisata. Setelah itu,
pada tahun 2021 kunjungan wisatawan ke kota Mataram perlahan-lahan mengalami
peningkatan khusunya pada wisatawan nusantara.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kota Mataram
memiliki permasalahan-permasalahan pariwisata disamping potensi yang
dimilikinya. Adapun permasalahan yang dihadapi kota Mataram di dalam sektor
pariwisata seperti kurangnya sinergi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait
di kota Mataram sehingga terjadi tumpang tindih dengan instansi lainnya, lalu
belum optimalnya serana dan prasarana pendukungm (transportasi,
infrastruktur,dll), dan permasalahan yang terakhir adalah kurangnya kualitas
dan juga kompetensi tenaga kerja di bidang kepariwisataan yang berasal dari
masyarakat sekitar objek wisata yang menimbulkan banyaknya tenaga dari luar
daerah yang menempati posisi strategis dalam sector usaha pariwisata (Dinas Pariwisata, 2017).
Pemerintah kota Mataram melalui Dinas
Pariwisata memiliki visi atau tujuan terhadap pariwisata kota Mataram yaitu
mewujudkan kota Mataram sebagai destinasi wisata yang maju dan religius dengan
berbasis budaya dan kearifan lokal, berdaya saing dan berkelanjutan untuk
kesejahteraan masyarakat kota Mataram. Berdasarkan visi atau tujuan tersebut,
Dinas Pariwisata kota Mataram melakukan beberapa strategi demi mewujudkan visi
tersebut seperti mengembangkan kawasan ekowisata alam, kawasan sejarah, kawasan
kuliner dan olahraga; mengembangkan jalur wisata tematik yang menghubungkan kawasan pariwisata daerah dengan kawasan pariwisata di sekiarnya; mengembangkan
fasilitas akomodasi dan infrastuktur; mengembangkan identitas usaha pariwisata;
mengembangkan program kemitraan berkinerja tinggi antara industri kreatif
masyarakat dengan usaha pariwisata daerah, dll (Dinas Pariwisata, 2017).
Berdasarkan permasalahan atau tantangan
serta strategi di atas, Mataram diarahkan sebagai pusat pariwisata MICE, yang
berarti kota Mataram akan menjadi kota yang dijadikan empat kegiatan utama
seperti meeting(pertemuan), incentive(insentif), conference(konvensi),
dan exhibition (pameran), yang didukung oleh atraksi wisata seperti
situs budaya, kegiatan keagamaan, dan peninggalan sejarah. Atraksi wisata di
kota Mataram dapat dikembangkan di Kawasan yang terdiri dari bangunan cagar
budaya dan situs (P3TB, 2019).
Komentar
Posting Komentar