Halaman Dua Belas : Akhir Untuk Awal

      Waktu berjalan begitu cepat, serasa baru saja kemarin mengikuti kegiatan masa pengenalan kampus, tidak terasa sebentar lagi saya akan mengakhiri semester 4 yang tandanya akan memasuki tahun terakhir saya berkuliah di Polstat STIS. Beberapa bulan ke depan, saya harus menghadapi salah satu “masa seram” dalam perjalanan di dunia perguruan tinggi. Tidak bohong, rasa takut cukup mendominasi perasaan saya untuk memasuki tahap tersebut, tapi saya yakin, sesuatu yang dimulai dengan baik maka akan berakhir dengan baik juga.

       Jujur, pada saat yang mengetik tulisan ini, bayangan apa yang akan terjadi beberapa bulan ke depan belum jelas dalam angan. Namun, bayang-bayang mengenai bagaimana susahnya, capeknya, sedihnya, sudah tergambar dengan jelas. Melihat “warna-warni” kegiatan yang akan hadir di beberapa waktu ke depan, mengingatkan saya untuk segera menyusun strategi agar siap menghadapi “masa seram” tersebut. Padatnya kegiatan yang akan dihadapi di tingkat tiga nanti, memerlukan kemmapuan bagaimana saya bisa me-manege waktu dengan baik dan semaksimal mungkin. Penulisan tugas akhir yang menguras tenaga, waktu, pikiran, dan banyak hal lainnya tentu menjadi prioritas utama di tingkat tiga nanti. Saya pribadi adalah orang yang dalam mengerjakan suatu pekerjaan harus “menyusun” hal-hal apa yang harus dipersiapkan agar pekerjaan tersebut selama proses pengerjaan dapat berjalan sesuai alur dan sistematis sehingga dapat memberikan hasil terbaik, yang bisa saya berikan.

    Sama hal-nya dengan pekerjaan-pekerjaan lain, penulisan tugas akhir nanti, saya harus merancang rencana-rencana agar proses penulisan berjalan dengan baik dan tidak mengalami “kebingungan” di tengah jalan. Rencana awal yang akan saya lakukan tepat saat menginjak di tingkat tiga nanti adalah menyiapkan mental dan menyusun segala “skenario-skenario” buruk yang mungkin akan terjadi. Bukan tanpa alasan, menyusun skenario terburuk adalah salah satu cara yang saya terapkan sedari dulu, hal itu sangat berguna agar saya memiliki sikap tanggap, dan jika kemungkinan terburuk itu terjadi, saya tidak terlarut untuk meresapi “kegagalan” tetapi dapat bangkit, kerena telah mempersiapkan “plan-plan” lain, selain rencana awal.

      Setelah sudah mempersiapkan mental, hal penting yang harus segera saya lakukan adalah menyusun timeline dan batasan-batasan waktu dalam tiap tahapan penulisan tugas akhir, hal tersebut bertujuan agar pengerjaan tugas akhir dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Alur kegiatan yang saya rencanakan, seperti pada satu bulan awal saya sudah harus yakin terkait topik atau tema yang saya minati dan sudah saya siapkan jauh sebelum memulai petualangan di tingkat tiga nanti Di satu bulan awal tersebut saya berangan ingin mengumpulkan banyak informasi, baik berkaitan dengan topik saya tersebut atau hal lain seperti mengenai dosen yang akan membimbing saya selama proses penulisan tugas akhir nanti.

    Lalu untuk bulan-bulan selanjutnya, setelah informasi yang saya butuhkan sekiranya sudah terkumpul, saya dapat merealisasikan penyusunan tugas akhir tersebut seperti mulai menentukan dosen pembimbing, menyusun proposal penelitian, dan mulai mencari tahu tentang cara mengumpulkan data yang akan mendukung proses penelitian saya nanti. Tahap terakhir adalah, memaksimalkan dan meyakinkan kemampuan diri agar dapat menyelesaikan tugas akhir sesuai dengan harapan dan dapat memberikan hasil terbaik yang dapat saya berikan.

        Rencana rancangan diatas, adalah angan-angan yang tentu saya harapkan dapat terjadi dengan mulus. Besar harapan saya, perjalanan di tingkat tiga nanti dapat memberikan pengalaman yang berkesan di dalam hidup saya nanti, dan dapat memberikan pelajaran-pelajaran berharga yang dapat saya terapkan pada fase-fase kehidupan setelah berkuliah di Polstat STIS nanti. 

Komentar